Aneh, tiap mimpi membuka kelopak mimpi yang lain,
berlapis-lapis mimpi, tiada dinding dan tirai akhir, hingga kau semakin jauh
dan semakin dalam tersembunyi dalam ratusan tirai rahasia membiarkan aku asing
pada wujud hampa dan wajah sendiri. Kudatangi kemudian pintu-pintu awan,
nadi-nadi cahaya dan kegelapan, rimba sepi dan kejadian -- di jalan-jalannya,
di gedung-gedungnya kucari sosok bayangku yang hilang dalam kegaduhan. Tetap,
yang fana mengulangi kesombongan dan keangkuhannya dan berkemas pergi entah ke
mana gelisah, asing memasuki rumah sendiri menjejakkan kaki, bergumul
benda-benda ganjil yang tak pernah dikenal, menulis sajak, menemukan mimpi yang
lain lagi berlapis-lapis mimpi, tiada dinding akhir sebelum menjumpai-Mu.